Kisah dan Sejarah Para Sahabat Nabi, Tabi'in, Tabi'ut Tabi'in serta Para Ulama-Ulama Sholih Lainnya

Pengembargo Musuh Islam, Tsumamah bin Utsal R.A


Seperti biasa, pasukan penjaga yang ditugaskan Rasulullah SAW untuk berkeliling Madinah sedang berjaga-jaga. Hal ini untuk menghindari serangan suku-suku musyrik di luar Madinah yang sewaktu-waktu hendak menyerang kota.

Dalam perjalanannya, mereka memergoki seorang musyrik yang langsung ditangkap dan dibawa ke Madinah. Lelaki itu lantas diikat di salah satu tiang masjid. Melihat tawanan yang diikat, Rasulullah SAW bertanya kepada para sahabatnya," Tahukah kalian siapakah lelaki itu?" Mereka menjawab,"Kami tidak tahu." Beliau bersabda," Ia adalah Tsumamah bin Utsal pemimpin Yamamah." Lantas beliau bersabda,"Sediakan makanan dan susu, dan kirimkan kepada Tsumamah bin Utsal."

Mendengar nama itu, tentu mereka tidak asing lagi. Penguasa Yamamah pengekspor gandum ke Mekah, yang beberapa waktu lalu membunuh beberapa sahabat Rasulullah SAW.

Kemudian Rasulullah SAW menemui Tsamamah bin Utsal dan menyapanya,"Apa kabar hai Tsumamah?" Tsumamah menjawab," Baik, wahai Muhammad. Jika engkau hendak membunuh maka engkau telah membunuh orang yang berhutang nyawa. Jika engkau memaafkan maka engkau memaafkan orang yang tahu berterima kasih. Jika engkau menghendaki harta, maka mintalah tentu engkau akan diberi kesehendakmu."

Rasulullah SAW lalu meninggalkannya dan membiarkannya selama 2 hari. Ia tetap mendapatkan makanan dan minuman serta susu. Rasulullah SAW kemudian mendatanginya lagi dan bersabda,"Bagaimana kabarmu, hai Tsumamah?" Ia menjawab, "Kabarku sebagaimana yang saya ceritakan kemarin. Jika engkau memaafkan maka engkau telah memaafkan orang yang tahu berterima kasih. Jika engkau membunuh maka memang engkau membunuh orang yang memiliki hutang nyawa. Jika engkau menginginkan tebusan uang maka mintalah seberapa yang engkau kehendaki." Rasulullah SAW lagi meninggalkannya.

Pada keesokan harinya Rasulullah SAW kembali mendatanginya dan bersabda, "Bagaimana kabarmu, yaa Tsumamah?" Ia menjawab, "Kabarku sebagaimana yang saya ceritakan kemarin. Jika engkau memaafkan maka engkau telah memaafkan orang yang tahu berterima kasih. Jika engkau membunuh maka memang engkau membunuh orang yang memiliki hutang nyawa. Jika engkau menginginkan tebusan uang maka mintalah seberapa yang engkau kehendaki." Rasulullah SAW lalu menoleh kepada para sahabatnya seraya bersabda, "Bebaskanlah Tsumamah." Para sahabat lalu melepaskan ikatan padanya.

Tsumamah kemudian meninggalkan Masjid menuju salah satu kebun di Madinah yang terdapat mata airnya. Ia lalu mandi membersihkan diri. Selanjutnya ia kembali ke Masjid menemui kerumunan kaum muslimin dan menyerukan kalimat Syahadat.

Kemudia ia berkata kepada Rasulullah SAW, "Wahai Muhammad, demi Allah, di atas muka bumi ini sebelumnya tidak ada wajah yang paling saya benci selain wajahmu, dan sekarang wajahmu menjadi wajah yang paling saya cintai dari selainnya. Demi Allah, sebelumnya tidak ada agama yang paling saya benci melebihi Agamamu, tetapi sekarang Agamamu menjadi paling saya cintai dari selainnya. Dan demi Allah sebelumnya, tidak ada negeri yang paling saya benci melebihi negerimu dan sekarang negerimu menjadi negeri yang paling saya cintai dibanding negeri-negeri lainnya."

Ya, Tsumamah R.A telah melihat dengan mata kepalanya sendiri, betapa orang yang selama ini sangat ia benci, ternyata memiliki akhlak yang agung. Agama yang selama ini ia jauhi ternyata mengajarkan keluhuran budi, demikina pula dengan negeri yang paling ia benci ternyata berisi orang-orang pilihan. Maka rasa itu segera sirna dan berubah menjadi cinta.

Tetapi masih ada satu hal yang mengganjal hatinya. Ia telah berhutang nyawa, karena dahulu telah membunuh beberapa orang Islam. Hal itupun ditanyakannya kepada Rasulullah SAW. Beliau menjawab," tidak ada celaan bagimu wahai Tsumamah, sesungguhnya Islam telah menghapus Apa yang kamu lakukan sebelum keislamanmu."

Legalah hati Tsumamah, kemudian ia bertekad untuk menimpakan kesengsaraan kepada para pengganggu Islam melebihi ketika ia dahulu menyakiti orang Islam. Akhirnya Tsumamah R.A meminta izin kepada Nabi SAW untuk melanjutkan perjalanan menuju Makkah. Karena sebelumnya memang kepergiannya adalah untuk berhaji ke Makkah. Rasulullah SAW mengijinkannya setelah sebelumnya mengajarinya tata cara Haji menurut Islam.

Sesampai di Makkah, Tsumamah lantas melakukan ibadah haji. Kumandang talbiyah beliau ucapkan dengan suara lantang sehingga mengundang kemarahan orang-orang di sekitarnya. Para jagoan Quraisy pun segera mengerumuninya. Dan seorang pemuda dengan serta merta telah bersiap melayangkan anak panahnya kepada Tsumamah. Namun keburu dicegah para tokoh Quraisy. Mereka berkata, "Jangan. Tahukah kalian bahwa dia ternyata adalah Tsumamah, raja Yamamah. Demi Allah, jika kalian timpakan keburukan padanya, tentu kaumnya akan menahan gandumnya dari kita."

Mereka lantas bertanya kepada Tsumamah,"Ada apa denganmu wahai Tsumamah? Apakah engkau telah murtad dari agama mu?"

Tsumamah menjawab,"Saya tidak murtad, melainkan saya mengikuti agama yang terbaik. Saya mengikuti agama yang dibawa Muhammad." kemudian beliau berteriak lantang,"Saya bersumpah dengan nama Rabb pemilik bumi ini. Sesungguhnya tidak akan sampai kepada kalian gandum-gandum Yamamah sesampainya diriku nanti, sampai kalian mau mengikuti Muhammad."

Ternyata ancaman Tsumamah bukan gertak sambal. Sesampai di Yamamah beliau perintahkan kaumnya untuk tidak mengirim gandum-gandum tersebut Makkah. Dan kaumnya pun patuh padanya.

Pemboikotan gandum tersebut ternyata berakibat fatal bagi bangsa Quraisy. Mereka mulai kekurangan bahan pangan dan terancam kelaparan. Kejadian ini memaksa mereka untuk meminta bantuan Rasulullah SAW agar Tsumamah menghentikan blokade ekonominya.

Mendapat surat keluhan dari bangsa Quraisy tentang kelaparan yang menimpa mereka, membuat Rasulullah SAW tidak tega dengan semua itu. Beliau pun mengirim utusan kepada Tsumamah agar blokade ekonomi di hentikan. Tsumamah mentaati perintah junjungannya sehingga kembali orang Quraisy bisa menikmati gandum Yamamah.

Tsumamah, sejarah telah tertoreh. Dan kami menjadi saksi, bahwa setelah keislamanmu, semua potensi engkau gunakan untuk memuliakan Islam dan menghinakan musuh Islam. Allahu Akbar! Ya Allah, lahirkanlah kembali Tsumamah-Tsumamah baru zaman ini..!

Share:

No comments:

Post a Comment

Postingan Populer

Recent Posts